Kamis, 29 September 2011

TAWURAN PELAJAR DI JAKARTA MEMAKAN KORBAN JIWA

Seorang pelajar Kelas I STM Budi Utomo, tewas dikeroyok sekelompok pelajar lain di jalur busway Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Rabu (16/12), sekitar pukul 10.00 WIB.

Achmad Supratman,15, warga RT 001/02 Kemayoran, Jakarta Pusat, menderita luka bacok di leher, dan punggung, menemui ajal dalam perjalanan ke RS Islam Cempaka Putih.

Menurut keterangan, korban, anak bungsu dari 3 bersaudara, saat itu baru turun dari bus bersama 4 orang temannya. Saat berjalan menuju sekolahnya melalui jalur busway, tiba-tiba diserang sekelompok pelajar dari STM lain.

Serangan mendadak menggunakan senjata tajam membuat korban kewalahan, lalu ambruk berlumuran darah setelah leher, dan punggungnya terkena sabetan golok. Sekelompok pelaku setelah melihat korban tergeletak berlumuran darah, lalu boron.

Korban, dalam keadaan kritis dilarikan ke RS Islam Cempaka Putih. Namun dalam perjalanan nyawanya tak tertolong.

Petugas Polsek Kemayoran setelah menerima laporan segera mendatangi tempat kejadian, menemukan sebilah golok yang dibuang pelaku. Hingga berita ibni diturunkan, petugas belum dapat membekuk pelaku.

Menurut bibi korban, sebelumnya Achmad sudah dilarang masuk sekolah, tapi dia tak menggubris karena hari itu mau ujian perbaikan nilai. Jenazah anak pasangan dari Kusnadi,55, dengan Asmirah,50,ini tidak diotopsi di RSCM ini. Dari RS Islam Cempaka Putih, jenazah langsung dibawa pulang untuk dikebumikan.(PK)

Rabu, 28 September 2011

PENGANGURAN DI JAKARTA MENURUN

Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menekan jumlah pengangguran terbilang berhasil. Buktinya, jumlah pengangguran di Jakarta menurun dari 570.560 orang pada Februari 2009 menjadi 537.470 orang pada Februari 2010 atau sebanyak 33.090 orang.

Penurunan juga terjadi pada tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 0,67 poin. Jumlah TPT menurun dari 11,99 persen pada 2009 menjadi 11,32 persen pada Februari 2010. Tidak hanya itu, jumlah angkatan kerja pada Februari 2010 tercatat mencapai 4,75 juta orang atau berkurang 0,01 juta orang dibandingkan pada Februari 2009 yang mencapai 5,76 juta orang.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, Agus Suherman, mengatakan penurunan jumlah pengangguran itu menunjukkan kondisi perekonomian di Jakarta mulai membaik karena mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak. “Jika kondisi perekonomian di Jakarta terus membaik, diperkirakan jumlah pengangguran akan terus berkurang,” kata Agus di Kantor BPS DKI, Jakarta, Senin (10/5).

Jika kondisi perekonomian membaik, kata Agus, akan terbuka kegiatan pembangunan dan industri yang mampu menyerap tenaga kerja cukup banyak. Karena, tempat usaha di Jakarta akan mampu mempekerjakan tenaga kerja dengan upah yang sesuai karena pertumbuhan usahanya membaik.

Kendati jumlah pengangguran berkurang, Agus mengungkapkan, total tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mengalami penurunan sebesar 1,04 persen. Yakni pada Februari 2009 sebesar 67,88 persen menjadi 66,84 persen pada Februari 2010.

TPAK laki-laki sedikit mengalami penurunan dari 83,47 persen pada Februari 2009 menjadi 83,20 persen pada Februari 2010. Sedangkan TPAK perempuan turun dari 53,17 persen pada Februari 2009 menjadi 51,50 persen pada Februari 2010.

Sementara jumlah penduduk yang bekerja di Februari 2010 bertambah sebanyak 0,02 juta orang atau mencapai 4,21 juta orang, dibandingkan dengan jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2009 yang hanya mencapai 4,19 juta orang. Dari jumlah penduduk yang bekerja itu, lanjutnya, sektor formal mampu menyerap pekerja sebesar 65,57 persen, sedangkan sektor informal 34,43 persen.

Kemudian sepanjang periode Februari 2009 hingga Februari 2010, terdapat penambahan penduduk yang bekerja di sejumlah sektor yakni sektor primer bertambah menjadi 11.730 orang, tersier bertambah 29.590 orang. Sedangkan untuk sektor sekunder justru turun sebanyak 19.380 orang.

Penurunan pengangguran tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI menekan jumlah pengangguran di ibu kota sepanjang tahun 2009, telah memberikan pengaruh pada penurunan jumlah pengangguran di tahun 2010. Bahkan tercatat, tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan dari 12,16 persen tahun 2008 menjadi 12,15 persen tahun 2009.

Upaya yang dilakukan selama 2009 yaitu terselenggaranya pelatihan keterampilan kerja di 7 Balai Latihan Kerja (BLK) untuk 4.145 orang, pelatihan pra-pemberangkatan bagi 400 orang peserta program magang International Manpower Development of Medium and Small Enterprises (IMM) ke Jepang.

“Selain itu, penempatan lulusan BLK sebanyak 2.901 orang ke perusahaan-perusahaan di ibu kota,” kata Deded Sukendar, Kepala Disnakertrans DKI. Selanjutnya, terlaksananya pengisian lowongan kerja untuk 600 orang pada perusahaan dalam negeri dan 50 orang untuk perusahaan di luar negeri seperti Taiwan.

Terselenggaranya bursa kerja online melalui job fair di Thamrin City dan Universitas Trisakti yang dikunjungi oleh 10.000 pencari kerja dan dapat menyalurkan 2.386 tenaga kerja. Lalu, terlaksananya perluasan kerja bagi 1.770 orang melalui usaha mandiri, wirausaha baru, dan penerapan teknologi tepat guna.

“Kami juga telah menyelesaikan perselisihan hubungan industrial sebanyak 40 kasus. Serta meningkatkan standar Upah Minimum Provinsi (UMP) dari Rp 1.069.865 di tahun 2009 menjadi Rp 1.118.009 di tahun 2010,” ungkapnya.